Pengertian Blue Ocean Strategy dan Red Ocean Strategy.
Blue ocean strategy adalah
istilah dalam ilmu manajemen strategi yang merujuk pada siasat untuk
menciptakan pasar baru yang belum dipenuhi persaingan yang ketat. Hal ini
dilakukan dengan menciptakan dan menjangkau demand baru yang belum dipikirkan
oleh para pesaing. Blue ocean strategy
pada dasarnya merupakan sebuah siasat untuk menaklukan pesaing melalui tawaran
fitur produk yang inovatif, dan selama ini diabaikan oleh para pesaing. Fitur
produk ini biasanya juga berbeda secara radikal dengan yang selama ini sudah ada
di pasar.
Dengan cara seperti diatas, blue ocean mendorong
pelakunya untuk memasuki sebuah arena pasar baru yang potensial, dan yang
selama ini “dilupakan” oleh para pesaing. Hal ini tentu berbeda dengan red ocean, dimana
semua kompetitor memberikan tawaran fitur produk yang seragam, sama, dan semua
saling memperebutkan pasar yang juga sama. Alhasil, yang acap terjadi adalah
pertarungan yang berdarah-darah, lantaran arena persaingan diperebutkan oleh
para pemain yang menawarkan keseragaman produk dan pendekatan.
Contoh yang paling
fenomenal dari dari kisah blue ocean ini misalnya dapat dilihat pada kisah
keberhasilan Yamaha dengan skutik Mio-nya. Dulu sebelum motor jenis ini muncul,
pasar sepeda motor didominasi oleh jenis konvensional dengan Honda sebagai
penguasanya.
Melalui skutik Mio, Yamaha mengintroduksi motor dengan
fitur yang berbeda secara radikal dengan produk yang selama ini ada di pasaran.
Ia juga segera membidik segmen pasar baru (new market segment) yakni para
pelanggan perempuan (female bikers). Dengan pendekatan blue ocean ini, saat itu
praktis Yamaha berenang dalam arena pasar baru, yang tidak ada players lain
didalamnya. Dengan mudah Yamaha memimpin pasar baru itu, dan itu terus bertahan
hingga kini. Keberhasilan ini memang fenomenal, sebab melalui Mio-lah, Yamaha
kemudian pelan-pelan merangsek singgasana yang sudah puluhan tahun digenggam
sang jawara, Honda.
Contoh blue ocean strategy yang juga legendaris adalah drama kemenangan
produk iPod dari Apple yang merebut habis pasar musik digital. Produk iPod ini
sungguh inovatif, dan sama sekali berbeda dengan produk sebelumnya, seperti
walkman atau CD music player yang dikuasai oleh Sony. Digitalisasi musik adalah
fitur kunci dari iPod, selain kemudahan penggunaannya. Dengan segera iPod
menguasai pasar baru musik digital, dan jauh meninggalkan Sony yang terpuruk
dalam debu keterpurukan dan luka kekalahan.
Contoh lain blue ocean strategy yang tak kalah dramatis
tentu saja adalah kisah mendiang mbah Surip dengan lagu Tak Gendong-nya. Ketika
arena musik tanah air didominasi oleh musik pop yang mendayu-dayu, ia hadir
menawarkan produk dengan fitur yang secara radikal berbeda dengan yang selama
ini ada di pasaran : sepotong lagu reggae yang jenaka dalam balutan gaya
bohemian. Plus selarik tagline yang amat brilian : I love you full. Dengan
segera ia menjelma menjadi ikon baru, menciptakan new market space, dan dalam
arena ini ia dengan mudah menaklukkan pasar.
Kisah Yamaha Mio, iPod, dan mbah Surip adalah
sepenggal kisah tentang bagaimana konsep blue ocean strategy dibentangkan dalam
kenyataan. Semua kisah ini selalu diawali dengan kejelian melihat potensi pasar
yang selama ini diabaikan oleh para kompetitor. Dan kemudian semuanya segera
disertai dengan tawaran produk dengan fitur yang unik, inovatif dan berbeda
(different) dengan yang selama ini ada di pasar.
Melalui cara itulah, para pelaku blue ocean strategy
kemudian bisa menciptakan ruang pasar baru, menjangkau new market demand dan
sekaligus membuat kompetisi menjadi tidak relevan. Atau mungkin lebih tepatnya
: mereka kemudian bisa meninggalkan para pesaingnya dalam rintihan kekalahan.
Mio melesat jauh meninggalkan Honda Beat. iPod membuat produk audio Sony
tergeletak sekarat dalam ambang kehancuran. Dan nama mbah Surip tiba-tiba
melambung, sebelum akhirnya benar-benar melesat menembus langit tuju bidadari.
Strategi blue ocean tak
pelak merupakan salah satu siasat yang barangkali mesti dilakukan manakala
sebuah perusahaan hendak terus memenangkan kompetisi bisnis yang kian keras.
Sebab dengan inilah, mereka kemudian bisa terus menciptakan produk inovatif
yang akan digemari para pelanggannya. Dengan cara ini pula, para pelanggan akan
senantiasa bisa jatuh hati dengan beragam produk yang ditawarkan; dan kemudian
secara serentak berseru “We love your products full !”